Home / News / Alasan Pesimis Terhadap Steam Machine, Gara-gara Anti-Cheat?

Alasan Pesimis Terhadap Steam Machine, Gara-gara Anti-Cheat?

Steam Machine vs anti cheat

Pengumuman Valve tentang sejumlah Steam Hardware seminggu lalu, tidak terlalu membuat kami tergerak untuk menulisnya, kecuali untuk info update di Instagram Gamenantion (https://www.instagram.com/gamenationid). Banyak alasan yang memunculkan fenomena ini. Karena ternyata bukan hanya kami!

Steam Machine dari Valve sebenarnya ide keren: perangkat PC gaming berbasis SteamOS yang gampang dipakai di ruang tamu, jadi semacam konsol tapi dengan fleksibilitas PC. Tapi, di dunia nyata, kita harus jujur soal satu masalah besar yang bikin kami kurang excited: anti-cheat.

Bayangkan seorang editor salah satu media di Indonesia yang gila permainan sepak bola FIFA alias EAFC membeli steam deck untuk memenuhi hasrat bermain dimanapun berada, namun dihadapkan pada kenyataan bahwa game ini tidak bisa jalan di SteamOS. Satu-satunya solusi adalah dengan menginstal windows di Steam Deck, namun menimbulkan masalah baru terkait kualitas hardware jeroan perangkat ini yang masih kurang dibanding portable PC yang memang diluncurkan dengan Windows. Atau menunggu backbone cloud gaming lebih baik di masa mendatang?

Oke, tidak usah ikut sedih, cukup bayangkan saja. Dan berikut penjelasannya.

Kenapa anti-cheat jadi masalah? Banyak game multiplayer populer sekarang pakai sistem anti-cheat yang perlu akses tingkat kernel di Windows. Hal ini susah banget dijalankan di SteamOS yang berbasis Linux karena Linux nggak kasih akses kernel-level buat anti-cheat tersebut.

​Masalah terbesar hingga akhir tahun 2025 adalah mayoritas game multiplayer besar, terutama yang memakai kernel-level anti-cheat seperti RICOCHET (Call of Duty), Vanguard (Valorant/League of Legends), dan EA Javelin (Battlefield, EA Sports), masih tidak mendukung Linux/SteamOS dan hanya berjalan optimal di Windows.

Valve sebenarnya berharap Steam Machine bakal jadi pancingan, bikin pengembang mau lebih serius dukung anti-cheat di Linux. Tapi faktanya, para developer malah melihat Linux dan Proton sebagai risiko tinggi untuk cheater, jadi mereka memilih nggak support penuh. Ini juga berdampak ke pengalaman gaming multiplayer yang sekarang jadi kunci buat banyak gamer. Jadi, walaupun Steam Machine keren secara hardware, kenyataannya nggak banyak game besar yang bisa dimaksimalkan di sini tanpa kompromi besar.

​Tapi, kami bisa kok main tanpa masuk ke mode multiplayer! Nah, di situ masalahnya. Fitur anti-cheat menjadi fitur mandatori yang harus berjalan sebelum masuk ke game-game yang disebutkan di atas. Jauh sebelum kita memilih mode offline atau online. Dan menariknya, akhir-akhir ini banyak mode game yang dibuat solo online. Alias meskipun kita main karir seorang diri, namun kadang kita diajak untuk mengejar poin musiman untuk mendapatkan benefit tambahan. Termauk update roster atau update map.

Selain itu, ada juga masalah kompetisi. Mini PC Windows, handheld gaming Windows, dan konsol mainstream lainnya sudah punya ekosistem kuat dan dukungan penuh buat game multiplayer. Terlebih kalau Steam Machine dipasarkan dengan harga premium. Ini merupakan keresahan berikutnya. Buat apa beli harga premium tapi game favorit banyak yang gak bisa dimainkan, jelas agak berat bersaing.

Singkatnya, anti-cheat yang masih belum terpecahkan itu jadi alasan utama kenapa kami gak terlalu excited sama Steam Machine. Kami paham inovasi Valve ini penting, tapi selama pengembang dan publisher belum bisa mengatasi masalah anti-cheat Linux, banyak gamer yang masih mikir dua kali untuk pindah ke Steam Machine sebagai platform utama buat main game favorit mereka.

Jadi, untuk sekarang, Steam Machine mungkin lebih cocok buat yang pengen device PC ringan buat game single player atau non-multiplayer, bukan buat yang pengen main game kompetitif online. Semoga aja di masa depan Valve dan developer bisa kerja sama banget untuk selesaikan masalah ini supaya Steam Machine bisa lebih maksimal dan menarik buat semua gamer di Indonesia juga.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *